Terbesit di pikiran saya ketika mendengar tren kata-kata
asing yang belum pernah saya dengar, apa sejak jaman dulu fenomena seperti ini
adalah hal yang biasa? Saya pun menanyakan hal ini pada Ayah saya. “Jaman dulu tuh sempet ngetren pakai
kata-kata yang dibaca dari belakang. Makan jadi nakam, hebat jadi tabeh. Kalau
bahasa yang sengaja dibuat aneh-aneh kayak sekarang sih, nggak ada.”
Fenomena yang biasa kita sebut ‘bahasa gaul’ semakin terlihat semenjak berkembangnya teknologi dan
media social seperti Facebook, Twitter, dll. Kata-kata seperti
woles,keles,cetar, sudah tidak terdengar asing lagi di media sosial, bahkan
dalam percakapan di kehidupan sehari-hari. Kalangan generasi baru, atau
generasi remaja saat ini dengan bebas, bahkan terkesan dengan sangat bangga
menggunakan bahasa gaul ini. Peran Bahasa
Indonesia yang Baik dan Benar seakan-akan bergeser semenjak adanya fenomena
bahasa gaul. Terus terang, saya sendiri terkadang merasa aneh dan canggung
ketika menggunakan bahasa gaul pada percakapan sehari-hari saya.
Tentu saja, fenomena ‘bahasa gaul’ ini tidak bisa dihindari
ataupun dihilangkan. Bahkan, sepertinya tren bahasa gaul ini akan terus
berkembang seiring tingginya penggunaan media social. Alangkah baiknya generasi
muda yang mendatang tidak melupakan. Alangkah baiknya ketika generasi muda yang
mendatang bisa sepenuhnya bangga dengan bahasa dalam darahnya, bahasa yang ia
pijak, bahasa ibunya, bahasa Indonesia.
Sebetulnya lukisan ini dibuat udah cukup lama, dari bulan Januari. Iseng-iseng nyoba ngecat pake gaya ala-ala pop art nanggung- berujung nemplok di kamar kosan. hehehe
Selamat hari minggu!