Pages

Minggu, 13 April 2014

painting practice 1

Acrylic paint on 40x50cm canvas

Terbesit di pikiran saya ketika mendengar tren kata-kata asing yang belum pernah saya dengar, apa sejak jaman dulu fenomena seperti ini adalah hal yang biasa? Saya pun menanyakan hal ini pada Ayah saya. “Jaman dulu tuh sempet ngetren pakai kata-kata yang dibaca dari belakang. Makan jadi nakam, hebat jadi tabeh. Kalau bahasa yang sengaja dibuat aneh-aneh kayak sekarang sih, nggak ada.”
Fenomena yang biasa kita sebut ‘bahasa gaul’ semakin terlihat semenjak berkembangnya teknologi dan media social seperti Facebook, Twitter, dll. Kata-kata seperti woles,keles,cetar, sudah tidak terdengar asing lagi di media sosial, bahkan dalam percakapan di kehidupan sehari-hari. Kalangan generasi baru, atau generasi remaja saat ini dengan bebas, bahkan terkesan dengan sangat bangga menggunakan bahasa gaul ini. Peran Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar seakan-akan bergeser semenjak adanya fenomena bahasa gaul. Terus terang, saya sendiri terkadang merasa aneh dan canggung ketika menggunakan bahasa gaul pada percakapan sehari-hari saya.
Tentu saja, fenomena ‘bahasa gaul’ ini tidak bisa dihindari ataupun dihilangkan. Bahkan, sepertinya tren bahasa gaul ini akan terus berkembang seiring tingginya penggunaan media social. Alangkah baiknya generasi muda yang mendatang tidak melupakan. Alangkah baiknya ketika generasi muda yang mendatang bisa sepenuhnya bangga dengan bahasa dalam darahnya, bahasa yang ia pijak, bahasa ibunya, bahasa Indonesia.

Sebetulnya lukisan ini dibuat udah cukup lama, dari bulan Januari. Iseng-iseng nyoba ngecat pake gaya ala-ala pop art nanggung- berujung nemplok di kamar kosan. hehehe

Selamat hari minggu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar